Sabtu, 07 Januari 2012

Sastra Masuk Desa

Sastra dan masyarakat adalah suatu hubungan yang tidak dapat terpisahkan, dimana satu sama lain memiliki keterikatan sangat erat. Sastra merupakan salah satu bentuk ekspresi masyarakat dalam berprilaku  sehari-hari, sastra merupakan media dalam menyampaikan gagasan atau ide dengan cara halus dan lembut, dan sastra juga merupakan alat pendidikan yang dekat dengan masyarakat. Sastra lahir dari, untuk, dan oleh masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak sadar masyarakat telah melakukan dialog secara rutin dengan sastra. Hubungan sastra dan masyarakat ini akan dan harus berlangsung secara terus-menerus, karena bagaimanapun sastra merupakan salah satu pondasi ruang bangun masyarakat yang berbudaya dan harmonis. Sementara itu komunitas sastra berperan dapat mempengaruhi perkembangan sastra di desa sehingga dapat menciptakan simbiosis-mutualisme yang harmonis.
Sebagaimana diungkapkan Joseph S. Roucek dan Roland I. Warren (1984:105) bahwa batasan komunitas desa tidak bercanggah dengan sembarang entitas politik. Maka, desa merupakan tempat yang tepat untuk melaksanakan kegiatan sastra yang lebih bebas dari segala tali kekang apapun. Masyarkat desa masih menumpukan segala bentuk aktivitas berpusat di ladang dan kampung menjadikan hal yang istimewa, karena tidak terkena polusi segala bentuk kepentingan suatu golongan politik, begitu juga sastra dan komunitasnya. Untuk itulah kami menggagas kegiatan “Sastra Masuk Desa”.
Sastra Masuk Desa bukan sebuah kegiatan yang tanpa memiliki tujuan. Sastra Masuk Desa memiliki tujuan-tujuan mulia, seperti: 1. Meningkatkan dan memperluas silaturahmi masyarakat sastra dengan seluruh lapisan masyarakat lainnya, 2. Mengembalikan geliat dan gairah sastra di desa, 3. Memberi kesempatan bagi masyarakat desa untuk menikmati sastra, 4. Meningkatkan dan memperluas proses sastra yang memasyarakat, 5. Meningkatkan peran serta komunitas sastra dalam perkembangan sastra di nusantara, dan 6. Melahirkan karya sastra yang orsinil dan arif.
Dengan mengusung tema “Membangun Masyarakat yang Berbudaya dan   Harmonis Melalui Sastra”, Sastra Masuk Desa mencoba merangkul kembali kegiatan-kegiatan sastra di lingkungan masyarakat, khususnya masyarakat desa, pelajar, dan penggiat sastra yang menjadi target utama dalam kegiatan ini. Rencananya, rangkaian kegiatan Sastra Masuk Desa berupa: Pemutaran film “Di Bawah Lindungan Ka’bah”, sarasehan sastra bersama para penggiat sastra, workshop sastra untuk pelajar, dan pembuatan antologi desa yang akan ditulis oleh masyarakat desa berupa puisi, cerpen, dongeng, maupun cerita-cerita rakyat atau mitos yang berkembang di desa tersebut. Terakhir kegiatan ini akan didaftarkan kepada Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk dicatat sebagai kegiatan sastra yang diselenggarakan secara continue di desa-desa se-Indonesia. Kegiatan Sastra Masuk Desa akan diselenggarakan di beberapa desa yang telah kami tentukan, berdasarkan kebutuhan geliat sastra di 31 desa dari 18 kabupaten dan 3 kota di Jawa Barat dan sekitarnya untuk tahap I pada tahun 2012.
 
Jonggol, 07 Januari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar